Aksi aktivis Gema Pembebasan Sultra menentang liberalisme
Dengan mengusung beragam poster dan spanduk bertuliskan tuntutan, mahasiswa berjalan kaki dari arah kampus Universitas Haluoleo (Unhalu) menuju gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Senin (21/5).
Menurut mahasiswa, RUU Perguruan Tinggi ini tidak tepat diterapkan. Pasalnya, Esensi RUU ini tidak berbeda jau dengan UU Badan Hukum Pendidikan yang telah dibatalkan pada 31 Maret 2010 lalu.
“RUU ini sengaja dilahirkan sebagai jalan memuluskan upaya liberalisasi pendidikan,”kata Suyuti Hasanudin saat berorasi.
Upaya liberalisasi pendidikan ini terlihat dalam pasal 77 yang memberikan otonomi kepada perguruan tinggi meskipun dengan kadar yang berbeda-beda. Pasal ini menunjukkan jika pemerintah ingin lepas tangan dalam mengurusi dunia pendidikan rakyatnya.
Jika pemerintah lepas tangan, maka perguruan tinggi akan mudah dikuasai oleh para pemilik modal baik domestic maupun asing untuk mengintevensi dunia pendidikan.
“Dampak yang lebih besar, biaya pendidikan di perguruan tinggi akan dibebankan kepada mahasiswa baik secara langsung maupun dalam bentuk utang dan ini sanga jelas ditegaskan dalam pasal 90,”jelas Suyuti.
Karena itu, mahasiswa menyerukan kepada pemerintah dan DPR untuk membatalkan RUU ini karena berpotensi merusak tatanan dunia pendidikan ditanah air.
“Kami juga menyerukan kepada seluruh elemen untuk bersatu menolak RUU ini karena kebijakan ini adalah kebijakan liberal yang menghilangkan peran negara dalam mengatur dunia pendidikan,”imbuh Suyuti.
Saat ini, pemerintah terus merampungkan Rancangan Undang-Uundang (RUU) Perguruan Tinggi (PT) ini, kendati penolakan terhadap RUU tersebut dari kalangan mahasiswa juga terus meluas. Jika tidak ada kendala, RUU PT diharapkan sudah bisa disahkan paling lambat Juli mendatang. [Az]
Sumber: http://beritakendari.com/mahasiswa-di-kendari-tolak-ruu-perguruan-tinggi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar